Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat di Awal Pekan Akibat Ulah Trump ke The Fed

Finance48 Views

Nilai tukar rupiah menguat di awal pekan ini didorong oleh sentimen negatif pasar terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai mencoba mengintervensi kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed).

Intervensi ini memicu kekhawatiran pasar dan melemahkan dolar AS, sehingga membuka ruang penguatan bagi mata uang negara berkembang termasuk nilai tukar rupiah, sebagaimana dilansir dari data Bloomberg, Senin, 21 April 2025.

Pada Senin pagi, 21 April 2025, pukul 09.13 WIB, rupiah diperdagangkan pada level Rp16.797 per dolar AS. Posisi ini menguat 86 poin atau 0,50% dibandingkan penutupan Kamis sore, 17 April 2025, yang berada di kisaran Rp16.883 per dolar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menjelaskan bahwa penguatan rupiah sejalan dengan tren positif mata uang regional lainnya yang juga mencatatkan penguatan terhadap dolar AS pagi ini.

“Rupiah bisa ikut menguat karena indeks dolar AS pagi ini bergerak lebih rendah dari pekan lalu. Saat ini berada di kisaran 98, setelah sebelumnya bertengger di atas level 99,” jelas Ariston dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, pernyataan Presiden Trump yang meminta The Fed menurunkan suku bunga acuan dinilai sebagai bentuk intervensi terhadap independensi bank sentral. Hal ini memicu persepsi negatif pasar, yang kemudian menekan performa dolar AS.

“Langkah Trump dianggap dapat mengganggu stabilitas kebijakan moneter AS, dan hal ini berdampak pada pelemahan dolar,” lanjut Ariston.

Selain itu, Ariston juga menyoroti dampak lanjutan dari kebijakan tarif impor AS yang mendorong kenaikan harga barang konsumsi domestik. Kenaikan tarif ini dinilai menambah beban inflasi dan memperburuk sentimen terhadap kekuatan ekonomi Amerika.

Dengan berbagai tekanan tersebut, rupiah diprediksi berpotensi menguat ke kisaran Rp16.700 per dolar AS, dengan batas atas (resisten) pada level Rp16.830 sepanjang hari ini.

Kondisi ini membuka peluang bagi pelaku pasar untuk mencermati momentum penguatan rupiah, sembari tetap mewaspadai dinamika global yang bisa berubah dengan cepat.***