JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan kinerja positif pada kuartal I-2025 dengan mencatat laba bersih sebesar Rp904 miliar. Angka ini tumbuh 5,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp860 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan laba ditopang oleh pertumbuhan kredit dan pembiayaan yang konsisten, serta penurunan biaya dana (cost of fund) di tengah tekanan likuiditas dan ketidakpastian ekonomi global.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, hingga akhir Maret 2025, total kredit dan pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp363,11 triliun, naik 5,5% yoy dari Rp344,24 triliun pada kuartal I-2024. Pertumbuhan ini didominasi oleh segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik subsidi maupun non-subsidi.
BTN mencatat KPR Subsidi mencapai Rp179,70 triliun, naik 7,6% yoy. Sementara KPR Non-Subsidi tumbuh 8,1% yoy menjadi Rp106,80 triliun. Pertumbuhan ini didukung program pemerintah dalam mempercepat pembangunan rumah layak dan terjangkau bagi berbagai kalangan, termasuk ASN, buruh, tenaga kesehatan, guru, dan pekerja informal lainnya.
Selain itu, potensi pertumbuhan kredit BTN juga akan ditopang kerja sama strategis dengan AlQilaa International Group asal Qatar untuk membangun satu juta unit hunian di Indonesia, dengan tahap awal sebanyak 100.000 unit.
Pada segmen high-yield loans, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Agunan Rumah (KAR), dan Kredit Ringan (KRING), BTN mencatat penyaluran sebesar Rp16,4 triliun, tumbuh 9,5% yoy. Pertumbuhan ini sejalan dengan strategi penguatan kemitraan dengan institusi utama.
Dari sisi penghimpunan dana, BTN mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp384,70 triliun per kuartal I-2025, tumbuh 7,5% yoy dari Rp357,74 triliun. Dana murah (CASA) tumbuh 10,1% yoy menjadi Rp196,67 triliun, meningkatkan kontribusi CASA ke total DPK menjadi 51,1% dari sebelumnya 49,9%. Hal ini menurunkan cost of fund BTN menjadi 4,0% dari sebelumnya 4,2%.
Perbaikan struktur pendanaan turut meningkatkan margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) menjadi 3,6%, naik dari 3,3% pada kuartal I-2024.
Platform digital BTN, yakni Super App Bale by BTN, menunjukkan pertumbuhan signifikan. Jumlah pengguna mencapai 2,4 juta, naik 76% yoy. Nilai transaksi mencapai Rp22,3 triliun, dan total transaksi naik 172% menjadi 492 juta kali.
BTN juga mencatat rasio loan to deposit (LDR) sebesar 94,4%, membaik dari 96,2% pada kuartal I-2024. Total aset perseroan meningkat 3,2% yoy menjadi Rp468,53 triliun. Nixon menyampaikan optimisme bahwa target aset sebesar Rp500 triliun pada akhir 2025 akan tercapai.
BTN Syariah Tumbuh Positif Jelang Spin-Off
Unit usaha syariah BTN (BTN Syariah) mencatat laba bersih Rp199 miliar pada kuartal I-2025, naik 21,1% yoy dari Rp164 miliar. Pembiayaan BTN Syariah tumbuh 18,2% yoy menjadi Rp46,26 triliun, sementara DPK naik 19,9% menjadi Rp51,39 triliun.
Aset BTN Syariah turut meningkat menjadi Rp61,19 triliun, tumbuh 11,6% yoy. Pertumbuhan ini dinilai menjadi bekal kuat menjelang rencana pemisahan BTN Syariah menjadi Bank Umum Syariah (BUS) pada semester II-2025.